Wednesday, October 29, 2014

Kapan Kakak Memanggilku Adik?


Karya : Jaziatun Nisa/Sman 2 Pacitan

Gemersik dedauan yang saling berpautan, disertai derai hujan yang tak kunjung berhenti membuat hatiku semakin kacau. Masih teringat jelas dibenakku ketika temanku memanggil adiknya dengan sebutan adik. Namaku Anita Fahmi Assifa, aku duduk dibangku kelas 2 SMA Negeri di Kotaku.
          ‘’Sifa.. turun sayang, sudah siang.’’ Panggil Ibuku
          ‘’Iya bu, sebentar.’’ Jawabku dengan nada malas.
Bagiku ibuku adalah segalanya. Semenjak ayahku yang tak begitu peduli denganku karena aku bersekolah di SMA. Sebenarnya sih aku bersekolah di SMA tak ada satupun yang mendukungku karena mereka menginginkan aku sekolah di MA. Namun ibuku tetap menghargai setiap pilihanku meskipun aku tahu dalam hatinya ia juga tak suka. Lain lagi dengan kakakku. Kakakku bernama Vioanjani. Usianya 2 tahun di atasku dan tentang sifat aslinya terhadapku sampai sekarangpun aku tak mengetahuinya.
***
          ‘’Selamat pagi kak!.’’Sapaku dengan senyum lebar
          ‘’Pagi.’’Jawabnya dengan ketus.
Serasa berhenti aliran darah ini, hatiku bergetar, bibirku menggigit dan seketika itu pula air mataku berlinang. Kutundukkan kepalaku agar ibu dan ayahku tak mengetahui. Kukunyah nasi yang ada dimulutku dengan cepat dan kumanipulasi dengan sambal agar mereka semakin tertipu  bila aku sedang menangis karena pedas. Kakakku memang tak suka denganku karena kami beda ayah. Rasa bencinya padaku semakin bertambah setelah ayahku ketahuan selingkuh di belakang ibuku. Awalnya ibu menginginkan untuk berpisah, tapi ibu mengurungkan niatnya hanya karena aku dan keputusan itulah yang paling dibenci kakakku. Kakakku menganggap bahwa akulah penyebab penderitaan ibu.
***
Hari ini guru bahasa indonesiaku memberikan tugas untuk membuat puisi. Setelah berfikir cukup lama akhirnya tanganku mulai mengayunkan sebatang pensil di secarik kertas. Ku goreskan penaku dan ku susun kata demi kata


Kapan Kakak Memanggilku Adik?

Langit membiru awan memutih
Langit menghitam awan menghilang
Berharapan besar namun letih
Angan daku berlalu lalang

Kata agama aku adikmu
Kata agama engkau kakakku
Tapi kata mereka aku musuhmu
Kata mereka aku kesedihanmu

Rasa iri pada kawanku
Meluap-luap penuh berisik
Selalu bertanya dalam anganku
Kapan kakak memanggilku adik?
***
          ‘’Hai, nanti pulang bareng ya?,’’Ucap seseorang dibelakangku. Aku mencoba menengok. Bibir ini mulai terbelanga melihat sosok itu. Kakakku yang mengucapnya, dan ingin rasanya aku berteriak sekencang-kencangnya!.
          ‘’Iy..iya kak,’’Jawabku dengan wajah berseri-seri
***
Ketika pulang sekolah aku dan kakakku pulang bersama. Kami berjalan bersama sepanjang jalan dari sekolah menuju rumah.
          ‘’Kak, hari ini kakak nampak beda sekali !.’’Ucapku dengan bibir tersungging.
          ‘’Nggak tuh !’’ Jawabnya dengan ketus tetapi ada sedikit senyuman di bibirnya.
          ‘’Maaf ya dik, kakak minta maaf untuk kesalahan kakak.’’ Ucapan kakak itu membuatku kaget.
          ‘’E..e..e iya kak iya, kakak memanggilku dengan sebutan adik aja aku udah seneng banget. Makasih ya kak! Aku sayang kakak! Jawabku dengan senyum makin melebar.
Semenjak saat itu kakakku selalu memanggilku dengan sebutan adik. Tutur katanyapun sangat lembut tak seperti dahulu. Ternyata ketika aku membacakan puisiku kemarin di depan kelas dia melihatku menangis. Hal itulah yang telah membuka mata hati kakakku dan menganggapku sebagai adiknya.



Disqus Comments